Dalam
sistem penulisan Bahasa Jepang, terdapat tiga macam aksara yang dipakai. Dua di
antaranya sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya di blog ini, yakni huruf kana
(hiragana dan katakana). Sekarang kita akan membahas tentang satu aksara lain
di bahasa Jepang, yakni Kanji.
Mengenai
apa itu huruf Kanji, perbedaannya dengan huruf kana, juga bagaimana
penggunaannya akan segera kita amati berikut ini.
さあ、 はじめましょう。。。 ^^
Sekilas
Huruf Kanji
Huruf
Kanji (jp: 漢字 ) adalah huruf
Jepang yang diimpor dari aksara Cina. Dinamai “Kanji” karena menyesuaikan
dengan istilah Mandarin Hanzi. Hanzi adalah nama aksara tradisional
Cina. Seiring berlalunya waktu, aksara ini diserap penggunaannya oleh Bahasa
Jepang.
Berbeda
dengan huruf latin, Kanji memiliki ciri khas yang unik. Aksara kanji bersifat ideogram
— yakni, satu aksara melambangkan sebuah gagasan. Misalnya sebagai
berikut.
Contoh
Kanji:
川 = sungai
風 = angin
星 = bintang
風 = angin
星 = bintang
(dan
seterusnya)
Uniknya,
meskipun contoh-contoh melambangkan satu ide, mereka bisa dibaca dengan cara
yang berbeda. Kalau di pelajaran bahasa Indonesia kita sering mendengar istilah
homograf — penulisannya sama tapi bacaannya lain. Kasusnya di sini rada
mirip dengan itu.
Contoh
Kanji:
川 = sungai →
bisa dibaca “kawa” ( かわ ) atau “SEN” ( セン )
風 = angin → bisa dibaca “kaze” ( かぜ ) atau “FUU” ( フウ )
星 = bintang → bisa dibaca “hoshi” ( ほし ) atau “SEI” ( セイ )
風 = angin → bisa dibaca “kaze” ( かぜ ) atau “FUU” ( フウ )
星 = bintang → bisa dibaca “hoshi” ( ほし ) atau “SEI” ( セイ )
(dan
seterusnya)
Peristiwa
di atas terjadi karena huruf Kanji memiliki lebih dari satu cara membaca. Di
atas tadi saya sekadar mencontohkan dua, tetapi sebenarnya, terdapat tiga
macam cara membaca kanji. Masing-masing disebut cara baca ON (on-yomi),
cara baca KUN (kun-yomi), dan cara baca NANORI (nanori-yomi).
Mengenai
tiga cara baca tersebut akan kita bahas lebih lanjut di bawah ini.
Cara
Membaca Kanji: On, Kun, dan Nanori
a)
Cara Baca On (On-yomi)
Sebagaimana
sudah diceritakan di awal, Kanji adalah huruf Jepang yang diimpor dari aksara
Cina. Oleh karena itu terdapat pengucapan Kanji yang menyesuaikan dengan bahasa
Cina. Nah, pengucapan kanji jenis ini disebut sebagai On-yomi.
Meskipun
begitu, karena perbedaan dialek antara Cina dan Jepang, jadinya pengucapan
Kanji tersebut tidak sempurna. Misalnya contoh berikut.
Contoh
Kanji:
信 =
kebenaran/kejujuran
->
dalam bahasa cina dibaca: ‘xin’
-> dalam on-yomi disesuaikan menjadi: ‘shin’ ( シン )
-> dalam on-yomi disesuaikan menjadi: ‘shin’ ( シン )
Sebagaimana
bisa dilihat, terdapat penyesuaian dari Mandarin ‘xin’ menjadi Jepang ‘shin’.
Meskipun demikian intinya tetap: cara baca ON (on-yomi) adalah cara
baca Kanji menyesuaikan dengan aksara Cina.
Otomatis,
karena pertalian dengan huruf Cina tersebut, setiap kanji memiliki on-yomi.
Sekarang kita kembali ke tiga contoh yang sudah disebut di awal.
Contoh
Kanji:
川 = asal Mandarin:
‘chuan’ menjadi on-yomi: “SEN” ( セン
)
風 = asal Mandarin: ‘feng’ menjadi on-yomi: “FUU” ( フウ )
星 = asal Mandarin: ‘xing’ menjadi on-yomi: “SEI” ( セイ )
風 = asal Mandarin: ‘feng’ menjadi on-yomi: “FUU” ( フウ )
星 = asal Mandarin: ‘xing’ menjadi on-yomi: “SEI” ( セイ )
Tentunya
contoh lain dapat dicari di kamus. Untuk dicatat, setiap kamus bahasa Jepang
menuliskan on-yomi dalam huruf katakana. Jadi ada baiknya memastikan hafalan
katakana sebelum belajar on-yomi. ^^
CATATAN PENTING!
Walaupun yang dicontohkan di atas cuma satu on-yomi, kadang ada kanji yang memiliki dua atau tiga on-yomi. Misalnya kanji 石 (batu) dapat dibaca:
“SEKI” ( セキ )
“SHAKU” ( シャク )
“KOKU” ( コク )
Walaupun yang dicontohkan di atas cuma satu on-yomi, kadang ada kanji yang memiliki dua atau tiga on-yomi. Misalnya kanji 石 (batu) dapat dibaca:
“SEKI” ( セキ )
“SHAKU” ( シャク )
“KOKU” ( コク )
Untuk memastikan cara baca
selengkapnya, jangan lupa selalu mencocokkan dengan kamus.
b)
Cara Baca Kun (Kun-yomi)
Apabila
on-yomi adalah cara baca Kanji berdasarkan bahasa Cina, maka cara baca
KUN (kun-yomi) adalah sebaliknya. Kun-yomi adalah cara baca
Kanji yang ASLI Jepang. Asli Jepang di sini dalam artian tidak terpengaruh
oleh Mandarin.
Misalnya
contoh berikut.
Contoh
Kanji:
剣 = pedang/mata pisau
->
dalam bahasa Jepang dibaca ‘tsurugi’ ( つるぎ
)
->
TAK BERHUBUNGAN DENGAN: Mandarin ‘jian’ / on-yomi KEN ( ケン )
Dari
contoh di atas terlihat bahwa cara baca KUN adalah asli Jepang. Dalam segi
pengucapan dia tidak ada perhubungan dengan Mandarin — hanya penulisannya saja
yang menumpang aksara Cina.
Jadi
di sini on-yomi dan kun-yomi berperan saling melengkapi. Apabila
yang satu membaca Kanji berdasarkan Mandarin, maka yang lain melakukannya
secara Jepang.
Kembali
ke tiga contoh paling awal di muka, maka perbandingan ON/KUN-nya adalah:
Contoh
Kanji:
川 = kun-yomi: “kawa” (
かわ ) / on-yomi: “SEN” (
セン )
風 = kun-yomi: “kaze” ( かぜ ) / on-yomi: “FUU” ( フウ )
星 = kun-yomi: “hoshi” ( ほし ) / on-yomi: “SEI” ( セイ )
風 = kun-yomi: “kaze” ( かぜ ) / on-yomi: “FUU” ( フウ )
星 = kun-yomi: “hoshi” ( ほし ) / on-yomi: “SEI” ( セイ )
Untuk
dicatat, penjelasan kun-yomi dalam kamus selalu dituliskan dalam huruf
hiragana. Oleh karena itu jangan lupa melatih hafalan hiragana untuk
membacanya.
CATATAN PENTING!
Walaupun yang dicontohkan di atas cuma satu kun-yomi, kadang ada kanji yang memiliki banyak kun-yomi. Misalnya kanji 空 (langit/kosong) dapat dibaca:
Walaupun yang dicontohkan di atas cuma satu kun-yomi, kadang ada kanji yang memiliki banyak kun-yomi. Misalnya kanji 空 (langit/kosong) dapat dibaca:
“sora” ( そら )
“kara” ( から )
“aku” ( あく )
“kara” ( から )
“aku” ( あく )
Seperti sebelumnya, jangan lupa untuk
selalu mencocokkan dengan kamus.
c)
Cara Baca Nanori (Nanori-yomi)
Berbeda
dengan dua cara bacaan sebelumnya, cara baca NANORI (nanori-yomi) tidak
berhubungan langsung dengan Bahasa Jepang sehari-hari. Pada kenyataannya nanori
agak lebih unik; ini adalah pembacaan kanji yang khusus dipakai untuk nama.
Nama ini bisa diberikan untuk orang atau tempat/daerah.
Meskipun
demikian perlu dicatat bahwa banyak nama Jepang disusun menggunakan kombinasi on-yomi
/ kun-yomi saja (jadi tidak mutlak harus melibatkan nanori). Barangkali
kalau boleh diibaratkan: mau pakai nanori atau tidak itu tergantung yang memberi
nama saja. Apapun pilihannya, aturan
penggunaan nanori adalah untuk pemberian nama.
Contoh
kanji yang dapat berdiri sendiri sebagai nama, lewat bacaan nanori:
恵 = berkah / kebaikan
->
dapat dibaca secara nanori sebagai: “satoshi”
-> dapat dibaca secara nanori sebagai: “aya”
-> meskipun begitu, secara kun-yomi dibacanya “megumi”
-> dapat dibaca secara nanori sebagai: “aya”
-> meskipun begitu, secara kun-yomi dibacanya “megumi”
Nanori
bisa juga dipakai sebagai kombinasi dengan on/kun-yomi untuk membentuk
nama, misalnya:
飯田 = “Iida”
->
飯 dibaca nanori: “ii”
-> 田 dibaca kun: “ta”
-> 田 dibaca kun: “ta”
(gabungan
“ii” + “ta” dibaca “Iida”)
Karena
khusus untuk dipakaikan nama, tidak semua kanji memiliki nanori-yomi.
Kata berkonotasi negatif biasanya tidak punya nanori — hanya sebatas on-
dan kun-yomi saja.
Elemen Dasar Kanji: Radicals (Bushu, 部首 )
Radicals (jp: bushu, 部首 ) adalah kelas kanji yang paling
mendasar. Dinamai seperti itu karena mengacu pada bahasa latin radix —
dalam bahasa Indonesia berarti “akar”. Kanji yang tergolong radical
dapat bergabung dengan kanji lain; membentuk kanji yang baru.
Oleh
karena itu, radicals dalam Kanji berarti “akar” yang membentuk Kanji
yang lebih kompleks.
Misalnya
contoh berikut.
Contoh
Radical:
山 = gunung
dapat diturunkan menjadi kanji baru:
山 (gunung) + 石 (batu) = 岩 (tebing/batu cadas)
山 (gunung) + 風 (angin) = 嵐 (badai) [i.e. "angin besar"]
山 (gunung) + 尢 (patahan) + 夂 (turun) = 峻 (curam)
*) mengenai cara baca kanjinya, silakan copy-paste ke WaKan atau JLookUp. =P
Mengenai
radicals sendiri aturannya sangat kompleks, oleh karena itu kita takkan
membahas terlalu jauh. Lebih lagi tulisan ini maksudnya sekadar pengenalan
Kanji. Meskipun begitu intinya relatif sederhana.
Radicals adalah elemen dasar
yang membentuk kanji. Kerumitan kanji pada dasarnya adalah sekadar
susun-rangkai radicals. Apabila kita hafal radicals, maka
menghafalkan kanji jadi lebih mudah.
Adapun
jumlah radical selengkapnya mencapai angka di atas 200. Daftar radical
yang lengkap beserta turunannya bisa dilihat di: [sini]
***
Sekarang
kita kembali membahas contoh.
Di
atas tadi kita melihat contoh radicals yang relatif straightforward,
yakni, mudah ditebak artinya. Meskipun begitu ada juga kombinasi yang agak
susah dipahami — biarpun komponen pembentuknya relatif jelas.
Misalnya
sebagai berikut.
Contoh
Radical:
田 = sawah
dapat diturunkan menjadi kanji baru:
田 (sawah) + 力 (tenaga) = 男 (pria/lelaki)
田 (sawah) + 心 (hati) = 思 (berpikir)
田 (sawah) + 个 (atap) + 儿 (kaki) = 界 (dunia)
*) mengenai cara baca kanjinya, silakan copy-paste ke WaKan atau JLookUp. =P
Entah
bagaimana asal-usul pengartiannya, barangkali orang Jepang asli lebih tahu. Yang jelas radicals
adalah komponen penting dalam membentuk kanji — elemen yang harus dikuasai jika
kita ingin bisa baca-tulis Bahasa Jepang.
Gabungan Antar Kanji (Jukugo, 熟語 )
Di
bagian sebelumnya kita membahas tentang radicals, yakni gabungan
komponen untuk membentuk sebuah kanji. Sekarang kita akan membahas tentang
gabungan lebih dari satu kanji. Secara istilah kebahasaan gabungan antar
kanji ini disebut compound (jp: jukugo, 熟語 ).
Kalau
di Bahasa Indonesia, kita sering merangkai kata untuk menjelaskan detail.
Misalnya “rumah” + “kayu” = “rumah kayu”. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks
jukugo — dua buah kanji berperan membentuk ide yang lebih detail.
Misalnya
contoh berikut.
電車 (“densha”)
dapat dipecah menjadi:
電 (listrik) + 車 (mobil/kendaraan)
oleh karena itu:
電車 = kendaraan listrik
= kereta listrik
Contoh
lain yang lebih dari dua kanji, misalnya:
武士道 (“bushidou”)
dapat dipecah menjadi:
武 (sifat ksatria) + 士 (samurai) + 道 (jalan)
oleh karena itu:
武士道 = jalan
keksatriaan samurai
Sebagaimana
sudah diutarakan, prinsipnya sama dengan bagaimana kita bermain kata di bahasa
Indonesia. Semakin kita ingin detail, maka akan semakin banyak gabungan
kanjinya. ^^
Catatan
Khusus: Aturan Membaca Jukugo
Pada umumnya kombinasi jukugo dibaca secara on-yomi. Dalam contoh “bushidou” ( 武士道 ) tiga kanji dibaca secara ON-ON-ON. Demikian juga “densha” ( 電車 ) dibaca secara ON-ON.
Meskipun
begitu terdapat pengecualian. Jukugo untuk “Asahi”( 朝日 ) dibaca secara KUN-KUN; “ou-sama”
( 王様 ) dibaca ON-KUN, dan
sebagainya. Pengecualian ini banyak macamnya, oleh karena itu, mesti dihafalkan
sendiri-sendiri.
Pengecualian
juga terdapat pada nama orang/tempat di Jepang. Jukugo pada nama dapat
dibaca berupa kombinasi ON, KUN, dan NANORI. Sebagai contoh “Sakurada” ( 桜田 ) dibaca KUN-KUN; “Satou” ( 佐藤 ) dibaca ON-ON; dan “Gunma” ( 群馬 ) dibaca ON-KUN.
***
0 komentar:
Posting Komentar